BAHAYA BAHAN PEWARNA dan PENGAWET PADA MAKANAN
Menurut Dr. Purnamawati, SpAK, MMPaed,
jika kadar zat aditif relatif kecil, tubuh manusia masih bisa mentolerir
atau menetralkan. Namun jika kadar zat aditif yang masuk ke dalam tubuh
terlalu besar, maka zat-zat tersebut akan mengganggu sistem kesehatan
manusia.Dari buku panduan kesehatan yang diterbitkan oleh Gajah Mada Prima Club,
berikut ini saya bagi informasi bahaya konsumsi dua jenis zat aditif
yang banyak digunakan oleh manusia, yaitu bahan pewarna dan bahan
pengawet makanan.
1. Bahan pewarna
Zat aditif pewarna digunakan dalam makanan untuk tujuan menambah daya tarik dan meningkatkan selera makan. Zat pewarna makanan yang terbuat dari tumbuhan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya tomat, wortel, kunir, kunyit, daun pandan, dan lain-lain. Zat aditif yang berbahaya jika dikonsumsi manusia adalah zat warna sintetik.
Jika digunakan secara berlebihan dan
terus menerus, maka zat warna sintetik akan tertimbun dalam tubuh dan
dapat merusak fungsi organ-organ tertentu, terutama hati dan ginjal.
Hati akan dipaksa bekerja keras untuk merombak zat tersebut agar dapat
dikeluarkan dari hati, padahal kemampuan hati dalam hal ini sangat
terbatas.Dari organ hati, bahan aditif pewarna
masuk ke dalam sistem peredaran darah dan selanjutnya ke ginjal. Ginjal
juga harus bekerja keras agar bahan pewarna tersebut dapat dikeluarkan
dari dalam tubuh. Zat-zat warna sintetik tertentu juga diduga bersifat
karsinogen atau bisa menyebabkan penyakit kanker.
2. Bahan pengawet
Penggunaan bahan pengawet pada makanan
dimaksudkan untuk mencegah atau menghambat fermentasi atau penguraian
yang disebabkan oleh mikroorganisme, sehingga makanan lebih tahan lama
atau tidak mudah basi. Bahan pengawet alami tidak berbahaya bagi
kesehatan manusia, misalnya pemanfaatan garam dapur untuk mengawetkan
ikan asin.
Bahan pengawet yang berbahaya adalah
bahan pengawet sintetik. Contoh bahan pengawet sintetik adalah natrium
benzoat, BHT (butil hidroksi toluena), BHA (butil hidroksi anisol),
kalium nitrat, asam sitrat, kalium nitrit, dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut sering dipakai oleh industri makanan sebagai bahan pengawet
dalam makanan kaleng.

BHA dan BHT bersama asam sitrat juga
sering digunakan untuk mengawetkan minyak agar tidak tengik. Nitrit
biasa dipakai manusia untuk mengawetkan daging, padahal zat aditif ini
dapat bereaksi dengan gugus amino dalam daging dan membentuk nitrosamina
yang bersifat racun dan karsinogen.
Mudah-mudahan informasi bahaya
penggunaan zat aditif ini bisa berguna untuk Anda dalam menjaga
kesehatan tubuh. Kita bisa terkena penyakit, kita juga bisa mencegahnya
mulai dari sekarang.
http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-bahan-pewarna-dan-pengawet-pada-makanan/